Senin, 21 November 2016

kutipan novel DILAN dia adalah dilanku tahun 1990-1992

  1.      Cinta itu indah, jika Bagimu tidak, mungkin kamu Salah milih Pasangan.
  2.      D  : Milea
  M : -
  D  : Kamu cantik,
  M : Makasih,
  D  : Tapi, aku belum mencintaimu,
       Enggak tahu kalau sore.
       Tunggu aja.
  3.      Mau cinta, mau enggak. Dengar, ya, hai, kamu yang namanya Dilan. Terseraaahh! Itu urusanmu! Emang gua pikiriiin!? (Milea)
  4.      Pemberitahuan : Sejak sore kemaren, aku sudah mencintaimu. (Dilan)
 
  5.      Aku merasa mulai senang berbicara dengannya bahkan ingin lama. Berbicara dengannya aku merasa seolah-olah bisa berbicara tentang segala sesuatu! Dan kalau aku harus jujur, aku juga merasa mulai suka kepadanya. (Milea)
  6.      Nanti kalau kamu mau tidur, percayalah, aku sedang mengucapkan selamat tidur dari jauh. Kamu nggak akan denger. (Dilan)
  7.      Risiko tinggi mencintaimu. (Dilan)
  8.      Apa yang dia lakukan benar-benar istimewa, sesuatu yang berbeda yang tidak pernah terpikir orang lain. Sesuatu yang selalu berhasil untuk membuatku merasa sangat dicintai, merasa sangat dihargai dengan cara istimewa dan dengan cara yang tidak biasa. (Milea)
  9.      Ya, aku pacaran dengan Beni, tapi aku mau ke Beni karena dulu belum tahu bahwa di dunia ini ada Dilan! (Milea)
  10. Selama Cuma pacaran, kukira aku masih punya hak untuk memilih, sampai bisa kudapati orang yang pantas kunikahi. (Milea)
  11. D  : Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu
  M : He he he. Kenapa?
  D  : Nanti, besoknya, orang itu akan hilang.
  12. Aduh, Dilan! Selalu bisa membuat aku merasa begitu istimewa di dalam banyak hal dengan cara berbeda.
  13. D : Nenek yang bawa motor?
  N : Gak bisa
  D : Ya, udah, nenek yang dorong
  N : Mogok gitu?
D : Pura-pura mogok aja, Nek.

N : Pura-puuuura? Biar apa?
D : Biar nenek capek.
  14. D  : Malam ini, kalau mau tidur, jangan ingat aku, ya!
M : Kenapa?
D  : Tapi kalau mau silahkan.
  15. Aku ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang aku sukai tanpa perlu kuberitahu, yang membuktikan kepadaku bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang di katakannya melainkan oleh sikap dan perbuatannya. (Milea)
  16. Lia. Kalau kamu merasa tidak kuperhatikan, maaf, aku sibuk memantau lingkunganmu, barangkali ada orang mengganggumu, kuhajar dia! (Dilan)
  17. Dia juga selalu membuat aku ketawa dan jadi seru rasanya hidup di bumi. Jadi betah. Seolah-olah cukup hanya dengan memilikinya maka yang lain tak lagi kubutuhkan. (Milea)
  18. D  : Kamu tahu nggak nama jalan ini sudah kuganti?
M : Jadi jalan apa?
D  : Jalan Milea.
M : Ha ha ha.
D  : Jalan Milea dan Dilan
M : Jalan Milea dan Dilan Sang Peramal.
D  : Jalan Milea dan Dilan Sang Peramal yang Semalam Mikirin Milea.
M : He he he. Kenapa mikirin aku?
D  : Aku hanya mikir yang senang-senang.
M : Kamu senang mikirin aku?
D  : Malah bingung, sih.
M : Bingungnya?
D  : Bingung bagaimana kuhentikan.
M : Menghentikan apa?
D  : Mikirin kamu.
M : Kenapa ingin berhenti?
D  : Iya.
M : Kenapa?
D  : Jadi harus selalu dekat, biar enggak perlu kupikirin.
  19. M : Boleh aku nanya serius?
D  : Boleh. Jangan susah-susah pertanyaannya.
M : Kenapa?
D  : Belum ngapalin.
M : Pertanyaan ringan. Cukup jujur aja.
D  : Apa itu?
M : Siap?
D  : Siap.
M : Siapa Susi? Susi Susiana.
D  : Perempuan.
M : Aku tahu!
D  : Terus, kenapa nanya?
M : Dia pacarmu?
D  : Bukan.
M : Aku suka kalau kamu jujur.
D  : Sayangnya aku Dilan, bukan jujur.
  20. M : Kalau aku marah ke kamu?
D  : Baguslah.
M : Bagus? Biar aku nggak ketemu kamu?
D  : Biar jadi ujian buat aku, bisa enggak membuat kamu menjadi tidak marah.
M : He he he. Kamu pasti bisa. Aku yakin....
D  : Tugasku membuat kamu senang.
M : Kalau tidak bisa membuat aku senang?
D  : Berarti, aku gagal menjadi orang yang menyenagkanmu.
  21. Tidak mencintai, tidak berarti membencinya. (Dilan)
  22. “Katanya, perempuan  gak suka ditanya,”
“Perempuan memang nggak suka ditanya. Dia lebih suka banyak nanya.”
  23. Ya, orang berbeda-beda. Ada yang kayak kamu. Ada yang kayak aku. Ada yang kayak mereka. Kamu ingin semua orang kayak kamu? (Dilan)
  24. Bentuk perhatian macam apa yang bisa menyamai hal itu? Sederhana, tidak semewa Taj Mahal, tetapi keren, setidaknya itu lebih baik daripada Cuma sekedar kata-kata (Milea)
  25. Tanpa perlu berlebihan bagi dia untuk membuat aku merasa lebih. (Milea)
  26. M : Kamu pernah nangis? 
D  : Waktu bayi, pengen minum.
M : Bukan, ih! Pas udah besar. Pernah nangis?
D  : Kamu tau caranya supaya aku namgis?
M : Gimana?
D  : Gampang.
M : Iya, gimana?
D  : Menghilanglah kamu di bumi.
  27. D  : Tolong aku Lia.
M : Dilan! Kenapa?
D  : Aku nggak enak ke ibumu
M : Kenapa?
D  : Tadi, dia nitip salam buat bunda
M : Terus?
D  : Lupa nggak ke bawa.
  28. Ah, cemburu itu hanya untuk orang yang enggak percaya diri. (Dilan)
  29. D  : Nah, sekarang kamu tidur. Jangan begadang. Dan jangan rindu.
M : Kenapa?
D  : Berat. Kau gak akan kuat. Biar aku saja.
M : Ha ha ha. Biarin.
  30. D  : Tolong bilang ke ibumu.
M : Bilang apa?
D  : Aku mencintai anak sulungnya.
M : Ha ha ha ha. Tolong bilangin juga ke bunda.
D  : Apa?
M : Terima kasih sudah melahirkan orang yang aku cintai.
  31. “Masih harus aku nyatain kalau kita pacaran?”
“Apa harus aku bilang ke kamu -Lia aku mencintaimu- gitu?” (Dilan)
  32. Bersama Dilan, bumi menjadi tempat yang cocok untuk aku ingin tinggal selama-lamanya! Dan hidup jadi menarik untuk aku lebih dari apa pun. Aku tidak salah lagi, mencintainya secara permanen. (Milea)
  33. Sore itu, aku merasa seperti berada di puncak dunia bersamanya, bersama Dilan yang memberi aku pelajaran bahwa cinta sejati adalah kenyamanan, kepersayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli. (Milea)
  34. Biar bagaimanapun dia adalah Dilan, Dilanku, milikku. Dan sudah, aku tidak minta apa-apa lagi. (Milea)
 

SEMOGA BERMANFAAT DAN SEMOGA KALIAN SUKA.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar