Senin, 28 November 2016

Dear Nathan

Penerbit : Best Media
Genre : Roman, Fiksi
Kategori : Young Adult, Family Drama, Persahabatan, Wattpad
Terbit : Maret 2016 (Cetakan Pertama)
Tebal : 528 halaman
ISBN : 978 – 602 – 6940 – 14 – 8
Harga : Rp. 99.000
Seperti apa hidup kita ke depan, nggak akan pernah ada yang tahu bentuknya. Seperti hidup Salma yang berubah drastis saat dia pindah ke SMA Garuda. Teman-temannya tak sealim saat di sekolah lamanya. Beberapa dari mereka tercipta sebagai tukang rusuh dan senang berantem, termasuk Nathan, cowok yang menyelamatkan Salma dari hukuman karena datang telat.
“Di SMA kalau nggak ada murid sejenis Nathan mah nggak seru, belum berasa putih abu-abunya. Kalau semua anak di sekolah ini kalem, pasti nggak bakal rame.” – Rahma – hlm. 79
Nathan, dia tak mengira akhirnya bisa sangat jatuh cinta pada Salma, anak baru yang tampak ingin menangis saat telat datang ke sekolah. Kalau bagi Nathan, terlambat adalah hal biasa baginya, ternyata jauh berbeda jika situasi itu dihadapi oleh cewek manis yang membuatnya berubah jadi cowok yang penuh perasaan.
“Meskipun saya tampangnya berandalan. Tapi saya amat menghargai perempuan. Perempuan itu kayak kaca, kalau retak ya bakalan retak seumur hidup dan nggak bakal bisa balik kayak semula. Gimana pun caranya.” – Nathan – hlm. 95
Nathan baru tahu, jatuh cinta pada cewek lugu yang belum pernah pacaran jadi hal yang cukup menguras tenaganya. Awalnya, dia begitu menikmati pengejaran cintanya. Tapi, apakah Nathan selamanya akan menikmatinya jika Salma terus menerus bersikap cuek padanya?
“Dan seandainya pemilik hati kamu adalah saya, ke mana pun kamu pergi, hati itu pasti akan balik kepemilik sejati dan Tuhan punya seribu satu cara untuk mendekatkan kita lagi. Tapi kalau bukan milik saya? Tuhan juga punya banyak cara untuk nemuin kamu dengan yang lain.” – Nathan – hal. 486
Tidak hanya cinta yang memperumit hidup Nathan. Ada masalah lebih besar yang sejak lama dihadapinya, masalah keluarga yang sangat berat, hingga Nathan merasa begitu berat menanggungnya. Kehilangan orang yang sangat disayangi, merasa ditinggalkan oleh ayahnya, dan masih banyak lagi masalah dalam otak Nathan.
“Nath, dunia ini udah penuh dengan kesedihan dan air mata. Seandainya lo nggak hanya fokus pada luka lo sendiri, ada banyak hal indah yang selama ini lo lewatin.” – Seli – hlm. 473

Dear Nathan, kisah masa putih abu-abu yang sweet. Sangat sweet sampai kamu akan merasa kangen menjadi anak SMA lagi. Jadi remaja memang bagian hidup yang tak terlupakan. Masa-masa dimana kita mencari jati diri, begitu ingin bebas lepas, dan baru mengenal tentang cinta.
Meskipun tema yang diusung memang sering kita jumpai, tapi karakter Nathan-lah yang jadi bagian paling apik di novel ini. Penulis berhasil menciptakan tokoh yang membuai pembaca. Bagaimana dia bersikap, tingkahnya, kejahilannya, dan terutama bagaimana cara Nathan saat bersama Salma – semua sangat menarik.
Nathan ini memang bad boy, tapi bukan playboy. Rasanya, jadi mulai berpikir, nggak semua bad boy adalah playboy. Dan, anak-anak nakal seperti Nathan harusnya bukan dimusuhi atau malah dilabeli ‘nakal’, karena selalu ada alasan yang membuat mereka tercipta sebagai anak nakal. Banyak yang salah dalam mengatasi anak-anak seperti ini. Makanya, anak nakal dimarahi bukannya membaik, tapi malah menjadi.
Karakter Salma yang terasa lugu, manis, pintar, dan punya jiwa yang halus, memang tampak kontras dengan Nathan. Namun, karena kontras itulah jadi terasa semakin menarik. Aku suka cara Salma bersikap di depan Nathan. Keluguannya mengatasi cinta yang pertama kali menyambangi hatinya, membuat Salma jadi semakin manis dan pantas jadi sasaran kejaran Nathan.
Intinya, kalau masalah karakter, penulis berhasil membuat karakter-karakter yang kuat. Tidak hanya pada tokoh utamanya, untuk tokoh pendukung yang jumlahnya bejibun, penulis mampu memberi mereka ciri khas satu persatu khas anak SMA.
Jalan cerita yang diciptakan juga terasa masuk akal. Konfliknya mampu dikisahkan dengan apik, dan penyelesaiannya cukup membuatku puas.
Banyak ilmu yang bisa diambil dari novel ini. Tentang pengorbanan, tentang kasih sayang, persahabatan, bahkan tentang arti memaafkan dan mau menerima kenyataan.
Yang jadi kelemahan di novel ini adalah cara penulis membuat narasi. Beberapa terasa berlebihan. Kadang, pemilihan diksinya terasa tidak pas. Narasi juga terlalu berputar-putar. Dan, banyak sekali typo dan penggunakan kata yang tidak baku. Jadi bertanya-tanya, ini novel ada editornya nggak ya? Kalau baca sih ada, tapi kenapa terasa nggak diedit ya?
Novel ini memang bermula dari Wattpad. Aku kenal novel ini juga dari Wattpad. Ada beberapa yang berubah di edisi cetaknya ini. Seperti beberapa nama teman Salma. Lalu cara bicara Nathan ke Salma yang menggunakan ‘saya-kamu’. Rasanya, malah nggak pas. Aku yang mengenal novel ini lewat Wattpad jadi merasa janggal. Dan, cara bicara Nathan yang menggunakan ‘saya-kamu’ malah terkesan nggak Nathan banget. Oke, penulis sudah menjelaskan kenapa dia pakai ‘saya-kamu’, tapi tetap rasanya nggak pas. Kalau ‘aku-kamu’ mungkin masih oke.
Sebenarnya, kalau beberapa hal di atas lebih diperhatikan saat proses editing, pasti novel ini aku kasih lima bintang di goodreads. Tapi, karena kesalahan yang teramat banyak hingga cukup mengganggu, 3,2 dari 5 bintang cukup. Yang jelas, aku selalu meleleh sama Nathan kalau lagi sama Salma.
Satu lagi, menanggapi beberapa pendapat yang mengatakan novel ini plagiat dari novel Jingga dan Senja karya Esti Kinasih, aku merasa nggak setuju. Novel ini sangat berbeda dari Jingga dan Senja. Nathan halus banget kalau sama Salma. Ari udah kayak preman kalau sama Tari. Nathan deketin Salma memang karena cinta banget. Kalau Ari karena nama mereka yang hampir mirip. Dan meskipun keduanya sama-sama kembar, tapi konfliknya jauh berbeda banget.
Jadi, janganlah asal nge-judge karya seseorang sebagai plagiat. Lihat dalamnya, baca baik-baik, dan telaah bagian mana yang kamu anggap plagiat? Kalau tema, nggak masalah-lah, banyak, kok novel yang punya tema sama, tapi tetep aja cara berceritanya sudah berbeda
Penulis: Sofi Meloni
Editor: Afrianty P. Pardede
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
ISBN: 978-602-02-6646-6
Cetakan pertama, Juni 2015
280 halaman
bisa dibeli di +Bukupedia 
Mereka bilang hubungan di atas tempat tidur dan cinta itu dua yang berbeda. Katanya lagi hubungan intim bisa dilakukan dengan ataupun tanpa cinta. Dengan cinta? Bullshits..! Cinta itu hanya ada di cerita dongeng belaka, setidaknya itu yang kupercaya sampai aku bertemu dengannya...

Mungkin pertemuan kami diawali dengan cara yang salah dan mungkin juga pada dasarnya dua orang yang sama-sama terluka tidak seharusnya bersama.

Pada akhirnya kami harus mengakui kalau kami adalah dua orang yang salah untuk satu sama lain.

-Ayu-
Karena ayahnya yang seorang penjudi dan pemabuk, membuat kondisi keuangan keluarga Ayu bangkrut, mereka kini tinggal di pemukiman miskin dan kumuh, Ayu tak lekas lulus kuliah dan dia bekerja part time untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sekaligus ibunya yang sakit-sakitan. Sebenarnya Ayu adalah anak angkat, sebelum ibunya menikah kehidupan mereka bahagia dan tercukupi. Ayu sangat menyayangi ibunya, sudah dianggap seperti ibu kandung sendiri. Ibunya dibutakan karena cinta, sudah berulang kali Ayu meminta ibunya untuk meninggalkan suaminya dan kembali hidup normal seperti dulu kala, namun ibunya tetap tidak ingin berpisah dengan suami yang suka main pukul itu. Bahkan suatu ketika ayahnya berniat menjual Ayu dan memukulinya habis-habisan, Ibunya hanya minta maaf dan yakin tidak akan mengulanginya lagi. Tentu saja Ayu tak pernah percaya bahwa lelaki bejat itu akan tobat. Kondisi tersebut membuat Ayu jarang pulang ke rumah, dia lebih memilih tinggal di apartemen lelaki yang sekarang menjadi pelanggannya.

Ayu bersyukur telah ditolong oleh seseorang ketika dia akan dijual ayahnya, seorang pangeran tampan yang telah menyelamatkan hidupnya. Namun lelaki tersebut malah memanfaatkan dirinya demi nafsunya sendiri, tidak menyia-nyiakan apa yang telah dibayarnya. Kini setiap malam, di mulai pukul sepuluh Ayu akan mendatangi apartemen bernomor 1109, dia mempunyai akses kartu yang sama dengan sang pemilik sehingga bisa masuk sewaktu-waktu. Dia akan memuaskan nafsu laki-laki tersebut, mengambil bayaran lalu pulang. Begitu setiap malam. Mereka sama-sama tidak tahu menahu akan identitas masing-masing, hanya sebuah kesepakatan yang saling menguntungkan. Sang lelaki mendapatkan kepuasan, Ayu mendapatkan bayaran. Awalnya dengan terpaksa, lama-kelamaan Ayu sangat menikmati kebersamaan mereka, dia melakukan dengan suka rela, dan mulai tertarik dengan kehidupan lelaki tersebut.

Sedikit demi sedikit Ayu mengetahui siapa lelaki yang setiap malam bersamanya, dimulai dari namanya, Benny Kurniawan, seorang eksekutif muda yang mempunyai masa lalu kelam. Beberapa jam setiap malam tidak cukup bagi Benny, dia juga ingin mengenal lebih dalam tentang Ayu. Namun Ayu tahu hubungan mereka tidak akan pernah bertahan, tidak ingin bermimpi jauh, dia tidak percaya cinta, cinta bisa menghancurkan dirinya seperti halnya dengan ibunya sendiri. Ayu akan bertahan sampai Benny jenuh dengan dirinya. Mereka tidak perlu saling mengenal lebih dalam lagi. Benny masih dibayangi masa lalu, Ayu takut kalau kehilangan dirinya dia akan terluka sangat dalam.
"Kamu tahu, kadang cara terbaik untuk melupakan hal buruk adalah menganggapnya sebagai mimpi yang tidak pernah terjadi."
"Kamu tahu. Terkadang salah satu alasan yang membuat kita membenci seseorang adalah karena kita terlalu menyayangi dan peduli akan orang itu."
Paragraf pembuka buku ini sangat provokatif sekali, kompor! Karena sekali kalian membacanya tidak akan bisa berhenti, itulah yang saya rasakan. Stay With Me Tonight adalah debut dari Sofi Meloni, awalnya cerita ini di posting di Wattpad dengan judul Sleep With Me Tonight, sama halnya dengan Not A Perfect Wedding, ceritanya cukup populer, terbukti dengan beberapa komen yang mengatakan pernah mengikuti cerita ini sebelum dibukukan oleh Elexmedia. Saya sendiri jarang membaca cerita yang ada di Wattpad, jadi agak kudet juga cerita apa saja yang cukup booming. Bagi kalian yang penasaran dengan ending Ayu-Ben di Wattpad dulu, maka kini kalian bisa menikmati ceritanya secara utuh di buku.

Dari segi ide cerita memang tergolong mainstream, tapi yang saya suka adalah cara penulis membangun chemistry kedua tokoh utama buku ini. Alurnya memang lambat, saya paham karena demi membangun chemistry tadi, alhasil dapat banget kok. Butuh waktu yang cukup panjang bila awalnya kedua orang yang hanya saling memanfaatkan, tidak mengenal satu sama lain menjadi punya perasaan. Di tambah keduanya punya masa lalu yang kini hadir kembali. Benny dengan Yuana, sedangkan Ayu dengan Ditto. Yang saya suka lagi, penulis sedikit demi sedikit membocorkan identitas kedua tokoh utamanya, tidak langsung menunjukkan masa lalu keduanya. Jadi bukan hanya Ayu dan Benny saja yang penasaran dengan identitas masing-masing, pembaca pun dibuat sama. Cara penulisannya pun cukup detail, terlebih untuk karakter Ayu dan Benny, pembaca pun jadi mudah membayangkan mereka berdua, suka deh dengan Benny :p

Pemeran pembantunya memiliki porsi yang pas, saya suka penulis fokus akan hubungan Ayu dan Benny, banyak adegan tentang mereka berdua, bahkan para pemeran pembantu mengisi apa yang memang hanya menyangkut tentang mereka sehingga tidak banyak bagian yang membosankan atau adegan yang sia-sia. Buku ini dibagi menjadi dua bangian, bagian pertama sudut pandangnya orang pertama yaitu Ayu, menceritakan masa sekarang, sedangkan bagian kedua masih dengan sudut pandang yang sama hanya saja Benny juga ikut bersuara, bercerita akan masa depan mereka. Dari sudut pandang inilah kita akan tahu akan perasaan Benny yang cukup misterius, memang sedikit terkesan repetitif, namun menjawab apa yang belum diungkapkan oleh Ayu. Bagian favorit adalah saya ketika mereka pergi ke taman bermain, Ayu bertanya akan bagaimana perasaan Benny yang sebenarnya, juga ketika Ayu dan Benny di apartemen, hahahaha.

Buku ini adalah buku dewasa, banyak adegan ranjang, walau nggak eksplisit banget, bagi yang belum cukup umur dilarang baca ya. Poin tambahannya adalah penulis cukup pandai membuat adegan orang dewasa, masih tergolong sopan kalau menurut saya. Tidak banyak penulis dalam negeri yang mengambil tema adult romance, beberapa yang sukses contohnya Christian Simamora, Dahlian, Sefryana Khairil, saya berharap penulis tetap fokus dengan adult romance, bahkan kalau bisa lebih berani lagi. Jujur adegan dewasa di buku ini tidak membuat saya kipas-kipas, ayo buat saya kepanasan! XD. Tapi, untuk sebuah karya perdana tentu perlu diapresiasi, sudah sangat bagus, saya yakin teknik menulis penulis bisa berkembang dan lebih baik lagi.

Bagi yang udah dewasa dan ingin membaca kisah cinta dua orang yang sama-sama terluka kemudian mendapatkan pengobatan bersama, buku ini recommended. Adegan uhuk-uhuknya saya kasih 3 kipas deh :p

Sedangkan ceritanya, 4 sayap untuk apartemen 1109.

SATU GIGA: Satu Gimbal Galau



Hahaha tertawa dulu deh. Akhirnya menyelesaikan juga buku ini. Satu Gimbal Galau-nya Wendy Cagur. Ini adalah salah satu tantangan dari Penimbun Buku bulan ini. Bingung sih jarang banget punya buku-buku lucu. Jadi pas nguprek rak lihat cover buku ini langsung nebak kalau isinya bakal bikin cekikikan deh.
Jadi?
Mari kita buktikan.
Buku ini isinya semacam catatan harian Wendy,  yang ditulis dari tahun 2007 sampai tahun 2010. Karena isinya kumpulan jadi bacanya bisa dipenggal-penggal per judul.
Kesan pas baca sih, seperti mendengarkan Wendy ngomong di TV. Yach pokoknya Wendy banget deh. Di beberapa bagian memang beneran bikin cekikikan.
Kok bisa ya cowok menulis kejadian sehari-hari sedetail itu, gitu. 
Oh ya seperti judulnya Satu Gimbal Galau, isinya sebagian tulisan-tulisan Wendy tentang kegalauannya. Namun dengan gaya-nya Wendy menyelipkan hikmah dari kejadian-kejadian yang ditulisnya.
Ohya selain itu, di antara bagian yang satu ke bagian yang lain ada selipan pertanyaan dari penggemar. Misalnya pertanyaan “Kak gimana caranya bangunin orang yang jauh lewat telepon tapi tetep gak diangkat juga?” nah Wendy akan jawab panjang kali lebar tuh. Meski ada juga pertanyaan yang katanya Wendi mentok gak bisa jawab :”Kenapa kata “nya” bisa diganti dengan huruf “x” hahaha
Sayangnya buku ini penyusunan babnya tidak sesuai dengan uruttan waktu.
Dari depan dibuka dengan tulisan tahun 2010. Lalu semakin ke belakang jadi 2008, 2007, 2008 lagi, begitu tidak urut. Padahal sepertinya akan lebih asyik nih kalau diurutkan berdasarkan waktu. Soalnya dua judul di awal-awal itu pas banget buat beberapa bagian yang bikin Wendy galau. Apa ya, jadi semacam jawaban gitu. 

Selamat Wendy Cagur untuk bukunya yang seru. Ditunggu buku yang lainnya ya :)
Judul : Satu Giga: Satu Gimbal Galau
Penulis; Wendy Cagur
Penerbit Pastel Books-Mizan
Tahun terbit: 2013
Halam: 183 halaman

betapa pentingnya menghargai perasaan

zidan menatap malas guru matematikanya, dia tidak pernah mendengarkan penjelasan dari gurunya, sampai saat itu gurunya menegur zidan "zidan kamu kalau tidak berniat untuk belajar keluar!!!!" zidanpun bergegas merapihkan tasnya dan hendak pergi, saat hendak pergi gurunya pun berkata "zidan orang tua kamu ibu panggil!!!" zidanpun berkata "dasar guru egois" zidanpun pergi ketaman dan duduk dibangku taman sambil membaca novel, tidak lama kemudian datang seseorang perempuan cantik langsung duduk disamping zidan , sekilas senyum zidan saat melihat wanita itu, wanita itu adalah sabil , dan sabil pun berkata "kamu mau sampai kapan terus-terusan begini? apa kamu ga mikirin betapa buruknya nilai matematika kamu?" zidan "sampai kamu jadi milik aku hehe, aku bakal berusaha semampu aku kok :)" sabil "hmmm mimpi kamu, jalak yuk bosen nih" zidan "hehe yuk" ketika hendak berjalan suara nada dering ponsel sabil berdering ternyata telfon dari ronald, ronald adalah gebetan sabil, sabil berkata "zidan diam dulu ya" zidan "iya nona cantik" Ronald "kamu dimana? aku bete nih" sabil "aku lgi ditaman nih sama zidan" Ronald "yaudah aku otw sana ya" sabil "iya" tidak lama kemudia mobil marcedes berwarna hitam datang dan ronald membuka kaca mobilnya dan berkata "kamu ngapain sih main sama sampah kaya dia" sabil "ronald!! jaga ucapan kamu!!" zidan "heyy brengsek!! walaupun saya sampah tapi saya tidak pernah mempermainkan hati wanita!!" Ronald "HAHA, dasar serangga! sabil cepat naik atau aku akan marah" sabil pun pergi dengan ronald zidanpun berkata dalam hati "kamu kenapa bisa milih seseorang seperti dia ? seseorang yang tapernah paham apa mau kamu, seseorang yang gapernah ngerti prasaan kamu , seandainya kamu sadar aku disini selalu setia menunggu kamu"
-abdissabiq haqi



sekian dari saya maaf bila ada kesalahan kata yang disengaja ataupun tidak disengaja , tunggu episode selanjutnya ya :) terimakasih 
 

Senin, 21 November 2016

Sinopsis Novel Surat Kecil Untuk Tuhan

Penulis: Agnes Davonar
Penerbit: Inandra Published
Tahun Pertama terbit: 2008
Jumlah Halaman: 232

  
Buku ini mengisahkan ulang cerita pilu seorang gadis bernama Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika. Ia terkena penyakit yang terbilang langka bernama Rabdosmiosarkoma atau yang dalam bahasa awam dikenal dengan nama kanker jaringan lunak. Keke sendiri merupakan pasien pertama di Indonesia yang terdeteksi terkena penyakit tersebut. Hal ini yang menjadikan kisahnya sangat menggugah. Keke divonis terjangkiti penyakit tersebut di usia 13 tahun dan hanya dalam jangka waktu 5 hari saja! Kanker jaringan lunak tersebut perlahan merubah wajah belia keke. Ia menjadi seseorang yang tak dikenali lagi sebab wajahnya menjadi sesuatu yang tak elok dipandang mata. Bagi anak-anak, mungkin wajah keke tersebut akan dipanggilnya rupa monster.

Buku ini didasarkan pada kisah nyata. Sang penulis mengemas perjuangan keke melawan penyakit kanker tersebut dengan baik. Meskipun pada beberapa bagian ia terlalu memaksakan pesan moral masuk pada dialog beberapa tokoh sehingga mengacaukan setting. Namun, toh, buku ini tetap memberi spirit utamanya bagi generasi muda bahwa seberapapun cobaannya, kita harus berani berdiri dan menghadapinya.


Perjuangan keke sempat berbuah manis, sebab tim dokter berhasil menyembuhkan penyakitnya. Hal ini menjadi sebuah prestasi tersendiri bagi dunia kedokteran di Indonesia pada saat itu dan menjadi buah bibir di Negara lain. Banyak yang bertanya bagaimana bisa penyakit ganas tersebut ditaklukkan. Polemik tersebut akhirnya mendapat jawaban, sebab keke hanya “sembuh sementara”. Beberapa saat setelah ia menjalani pengobatan, kanker ganas itu bertamu kembali dan sekali lagi menyerang tubuh dan semangatnya. Keke pun menyadari, waktunya hidup tak bisa diulur lagi dengan obat dan lain-lainnya. Benar saja, ia meninggal pada tanggal 26 Desember di tahun 2006. Sebelum meninggal, ia sempat menuliskan surat. Surat ini kemudian yang mengilhami pemilihan judul “Surat Kecil Untuk Tuhan”. Berikut petikan surat keke tersebut:

Andaikan,….. semua dapat terulang kembali,
Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang itu?
Pernahkah anda mengira-ngira apa yang akan terjadi
Jika semuanya dapat terulang kembali?
Dalam novelnya ini, Agnes Davonar menekankan makna sebuah waktu dalam kehidupan di dunia ini.
Kisah nyata gadis berusia 13 tahun bertahan hidup dari kanker ganas paling mematikan di dunia.


Tuhan …………..
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan …………
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku
Terjadi pada orang lain
Tuhan ……………
Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
Tuhan …………….
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
Tuhan ………………
Biakanlah aku bisa dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
Jika ditelaah, buku ini memang menarik. Bukan hanya berbicara persoalan derita seseorang, tetapi juga memperlihatkan sebuah perjuangan sekaligus kepasrahan pada Sang Pencipta. Penulis novel ini berhasil menyampaikan kisah keke dengan baik. Selain keke, tokoh lain di dalam kisah ini antara lain ayah Keke sendiri, sahabat-sahabat keke yakni Fadha, Maya, Shifa, ida dan Andhini, ada pula Dr. Adhi, Dr. Mukhlis, Andi, Pak Iyus. Karena ini berdasar pada kisah nyata, maka tokoh tersebut semua nyata. Mungkin hal ini yang membuat watak para tokoh tergambar dengan jelas.

Secara umum, novel ini layak untuk dibaca. Alur yang digunakan adalah campuran yakni maju dan mundur. Sementara itu setting cerita antara lain rumah Keke, sekolah, rumah sakit dan juga beberapa potongan kejadian di sebuah villa. Penulis menggunakan sudut pandang cerita orang pertama. Jadi saat membaca buku ini kita seolah sedang mendengarkan Keke bercerita kisahnya sendiri. Adapun pemilihan bahasa yang dipakai penulis cukup ringan sehingga novel ini bisa dibaca untuk umum. Novel ini juga banyak menyisip nilai moral dan nilai agama. Tentu hal ini merupakan pembelajaran yang baik bagi pembaca.

sinopsis novel perahu kertas

Sinopsis Novel Perahu Kertas


Penulis: Dee (Dewi Lestari)
Penerbit: Bentang Pustaka/Truedee
Terbit Pertama Kali: 2010
Jumlah Halaman: 444



Novel Perahu Kertas dimulai dengan kisah seorang anak muda bernama Keenan. Ia seorang remaja yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas-nya di Belanda, tepatnya di Amsterdam. Keenan menetap di Negara tersebut selama hampir 6 tahun lamanya, bersama sang nenek. Keenan terlahir dengan cita-cita menjadi pelukis. Namun, ia dipaksa untuk kembali ke Indonesia oleh sang Ayah. Keluarganya tidak mendukung Keenan menjadi seorang pelukis. Ia pada akhirnya memulai perkuliahan di salah satu Universitas di Bandung. Ia mengalah dan memutuskan untuk belajar di Fakultas Ekonomi.

Tokoh sentral lainnya adalah wanita bertubuh mungil bernama Kugy. Ia digambarkan dengan kepribadian yang riang dan ceria. Berbeda dengan Keenan yang cenderung dingin dan kaku. Kugy juga merupakan sosok yang eksentrik pun nyentrik. Ia akan sangat mudah dikenali jika ada di dalam kerumunan. Kugy menggilai dongeng dan kisah klasik. Sedari kecil ia bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng. Ia memiliki sejumlah koleksi buku dongeng, ingin penjadi seorang perancang dongen pun juru dongeng. Namun di tengah impiannya yang menggebu, kenyataan memaksanya sadar bahwa penulis dongen bukan profesi yang banyak menghasilkan materi. Kugy dipaksa untuk menyimpan mimpinya demi sebuah rasionalitas pun realisme. Meski demikian, tokoh Kugy ini tidak patah arang. Ia mencintai dunia tulis-menulis. Hal ini yang membuat ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra di salah satu Universitas di Bandung. Tempat kuliah yang sama dengan tokoh lainnya, Keenan.

Pertemuan antara kedua tokoh ini tak terlepas dari tokoh lain yakni Noni dan Eko. Noni tokoh pendukung cerita yang merupakan sahabat dekat Kugy. Sementara itu, Eko adalah sepupu Keenan. Pertemuan pertama Kugy dan Keenan adalah momen dimana Eko dan Noni menjemput Keenan yang baru tiba di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Kugy pun Keenan menjalin persahabatan bersama Eko dan Noni. Diam-diam, mereka saling mengagumi. Kugy yang senang bercerita lewat dongeng merasa takjub bertemu dengan Keenan, seseorang yang mampu bercerita lewat gambar. Mereka diam-diam jatuh cinta dalam diam. Namun, kondisi menuntut mereka untuk terus diam dan menebak. “Diam”-nya mereka terhadap perasaan masing-masing semakin menjadi dikarenakan Kugy telah memiliki pacar bernama Ojos atau Joshua. Sementara itu, Keenan yang belum memiliki pasangan, hendak dijodohkan dengan tokoh bernama Wanda. Wanda sendiri adalah seorang Kurator. Hal ini yang membuat Eko juga Noni bersemangat mendekatkannya dengan Keenan yang jago melukis.

Persahabatan Kugy, Keenan, Eko dan Noni berjalan apa adanya. Namun lambat laun mereka renggang. Kugy sibuk dengan muridnya di sekolah darurat. Ia menjadi salah satu guru relawan. Ia mengajar dengan cara mendongeng. Anak-anak yang semula usil pada Kugy, berbalik suka berkat dongeng petualangan berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Dongeng tersebut dituliskan Kugy dalam sebuah buku. Di waktu mendatang, buku dongeng tersebut ia berikan pada Keenan.

Lain lagi dengan Keenan, ia juga sibuk dengan kehidupannya termasuk kedekatannya dengan Wanda. Pada mulanya, hubungan mereka baik-baik saja. Namun, beberapa waktu hubungan tersebut menjadi pelik dan menghentak Keenan. Ia menyadari bahwa apa yang ia berusaha bangun, hancur dalam hitungan waktu semalam. Ia sedih, remuk dan kecewa. Keenan pun memutuskan untuk meninggalkan Kota Bandung menuju Kota Bali. Di Pulau Dewata tersebut, Keenan tinggal dengan Pak Wayan. Sahabat ibunya.

Sebelum pergi, Kugy memberi Keenan buku dongen “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Keenan membawanya ke Bali. Di tempat Pak Wayan, perlahan Keenan membangun hidup dan mimpinya kembali. Ia hidup bersama banyak seniman dan menjadikan naluri seninya dalam melukis semakin terasah. Di Bali, Keenan mengagumi Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Pada akhirnya, Setelah beberapa waktu, Keenan menjadi salah satu pelukis yang karyanya diburu. Ia menciptakan serial lukisan yang digemari kolektor. Kisah tersebut adalah dongeng yang sebelumnya Kugy berikan.

Sementara itu, selepas kuliah Kugy kembali ke Jakarta dan menjadi seorang Copywriter. Ia kemudian menjalin hubungan dengan atasannya yang juga merupakan karib kakaknya. Ia dan Remi menjalin hubungan meski diam-diam Kugy masih sering mengenang Keenan. Sampai suatu waktu, Kugy kembali bertemu dengan Keenan yang terpaksa meninggalkan Bali karena ayahnya terkena serangan stroke. Keenan harus melanjutkan perusahaan ayahnya. Pertemuan Kugy dan Keenan di kondisi yang berbeda ini membuat mereka tak bisa lagi menahan perasaan masing-masing. Konflik dimulai dari sini.

Secara umum, Dee mengemas cerita cinta ini dengan sederhana namun sarat makna. Kisah ini tentang pencarian cinta yang dibiarkan mengalir hingga kebali bermuara seperti perahu kertas. Melalui Kugy dan Keenan, Dee menyajikan cerita cinta yang biasa namun dalam. Pemilihan kata serta alur taktis membuat kisah di dalam novel Perahu Kertas ini menarik untuk dibaca. Meski temanya teramat ringan, namun signatur dee dalam derita ini sama memikatnya dengan buku bertema berat milik dee lainnya.

Sinopsis novel Perahu Kertas ini hanya menguak cerita dalam garis besar saja. Mungkin saja Anda akan jatuh cinta pada detil cerita jika Anda membaca buku ini langsung. Kualitas Dee sebagai salah satu penulis berbakat Indonesia tentu merupakan jaminan tersendiri. Selamat berburu novel Perahu Kertas Ya!

semoga bermanfaat . terimakasih. 

sinopsis novel Ika Natassa "Critical Eleven"

Critical Eleven by Ika Natassa 

Critical Eleven
Penulis: Ika Natassa
Editor: Rosi L. Simamora
Desain sampul: Ika Natassa
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1892-9
Cetakan pertama, Juli 2015
344 halaman
Harga: 79k (Beli di @ParcelBuku)
Bisa dibeli di @bukupedia.com
Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.



In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.



Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.



Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.


Mengetahui Ika Natassa sedang menulis buku terbaru pasca Antologi Rasa kurang lebih dua tahun yang lalu, bahkan Twivortiare 2 belum rencana terbit, saya sangat tidak sabar untuk segera membaca, kangen tulisan Ika yang bukan kumpulan tweet. Begitu baca cerpen Critical Eleven di Autumn One More, buku ini langsung menjadi buku yang wajib dibaca dan dikoleksi, menjadi salah satu buku yang sangat saya nanti-nantikan. Ditambah promosi yang dilakukan penulis, sebuah cerpen beberapa tahun sebelum terbit, beberapa bulan mendekati pre-order penulis menggoda pembaca dengan kumpulan foto dan cuplikan kalimat di buku, membuat pembaca sangat penasaran dan sangat tertarik ingin segera memiliki. Nggak heran 1.111 buku langsung ludes hanya dalam hitungan menit, semua dipersiapkan dengan sangat matang, mulai dari cerita, kemasan dan penjualan.

Sewaktu membaca cerpen Ctitical Eleven di Autumn One More, yang menjadi bab pertama buku ini serta ada sedikit penambahan, saya menebak cerita nggak akan jauh-jauh dari LDR, melihat profesi kedua tokoh utama yang memaksa mereka harus tinggal jauh, Aldebaran Risjad berprofesi sebagai petroleum engineer, menghabiskan waktunya 5/5 di Teluk Meksiko, lima minggu kerja dan lima minggu libur. Sedangkan Tanya Laetitia Baskoro adalah seorang management consultant tinggal di Jakarta dan tidak jarang terbang ke berbagai kota atau negara lain. Namun, dugaan saya ternyata salah besar, langkah Ika benar-benar tidak bisa saya tebak kemana cerita akan dibawa, baru di bab 5 lah kita akan jelas dengan apa yang disembunyikan penulis. Dengan menggunakan alur maju mundur, kita akan dibawa ke masa sekarang, lima tahun sejak mereka pertama bertemu di pesawat dan masa sebelum masalah terjadi. Kemudian kembali ke masa setelah mereka menikah, ketika telah menjadi orang asing satu sama lain.
In a way, I think it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama saat bertemu seseorang itu kritis sifatnya dari segi kesan pertama, right? Senyumnya, gesture-nya, our take on their physical appearance. Semua terjadi dalam tiga menit pertama.
And then there's the last eight minutes before you part with someone. Senyumnya, tindak tanduknya, ekspresi wajahnya, tanda-tanda apakah akhir pertemuan itu akan menjadi "andai kita punya waktu bareng lebih lama lagi" atau justru menjadi perpisahan yang sudah ditunggu-tunggu dari tadi.
Awalnya pernikahan yang dilangsungkan tidak lama setelah berkenalan, hanya setahun, tidak beda dengan pasangan lain. Walau harus tinggal berpisah selama beberapa waktu setiap bulannya, pernikahan mereka sangat bahagia, Ale dan Anya sudah yakin dengan perasaan mereka, bahwa mereka memang ditakdirkan untuk satu sama lain. Lalu sebuah tragedi menimpa pernikahan mereka, sebuah kehilangan yang sama-sama membuat mereka berdua terluka. Puncaknya adalah perkataan Ale kepada Anya, membuatnya sangat kecewa dan terluka, sejak saat itu dia tidak pernah merasakan apa itu bahagia, tidak yakin akan tujuan mereka bersama selanjutnya sehingga dia ingin mengambil jarak dengan Ale. Ale pun hanya bisa menjauh, sesuai permintaan Anya, hanya sebatas itu saja, dia tidak bisa kalau berpisah, dia akan melakukan apa saja untuk menebus kesalahannya.

Gaya bercerita penulis masih khas, lugas, bahasa campur aduk dan informatif, lebih menginggatkan saya ketika membaca Divortiare, alurnya sama dan lebih banyak narasi daripada dialog, sering menginggat masa lalu. Bedanya sang narator dari sudut pandang orang pertama, Anya dan Ale secara bergantian, sama seperti di Antologi Rasa. Keunggulannya perasaan tokoh akan mudah kita pahami. Walau ada beberapa bagian yang menjadi repetitif, sepertinya penulis ingin menekankan perasaan masing-masing tokoh dalam satu waktu, dan itu sukses sekali. Ketika membaca buku ini saya bisa merasakan kehilangan Anya, betapa kecewanya dia terhadap Ale, ingin sekali melupakan namun tidak bisa. Sedangkan Ale sendiri, dia membuat kita sebagai pembaca akan berempati kepadanya, bertapa besar cintanya untuk Anya, usahanya untuk mendapatkan maaf, ingin memulai dari awal lagi.
"Hidup ini jangan dibiasakan menikmati yang instan-instan, Le, jangan mau gampangnya saja. Hal-hal terbaik dalam hidup justru seringnya harus melalui usaha yang lama dan menguji kesabaran dulu."
Hidup memang tidak pernah sedrama di film, tapi hidup juga tidak pernah segampang di film. 
Ujian keimanan seorang laki-laki itu bukan waktu digoda oleh uang, perempuan, atau kekuasaan seperti banyak yang dikatakan orang-orang. Ujian keimanan itu sesungguhnya adalah ketika yang paling berharga dalam hidup laki-laki itu direnggut begitu saja, tanpa sebab apa-apa, tanpa penjelasan apa-apa, kecuali bahwa karena itu sudah takdirnya.
Marriage is a little bit like gambling, isn't it? Bahkan lebih berisiko daripada berjudi. Waktu kita duduk di depan meja poker atau blackjack atau dice, kita bisa memilih ingin mempertaruhkan seberapa banyak. Sedikit, sepertiga, setengah, atau semua, kemenangan yang bisa kita peroleh atau kekalahan yang harus kita tanggung semua tergantung dari seberapa besar risiko yang berani kita ambil. Tapi pernikahan tidak begitu. saat kita duduk di depan meja penghulu dan melaksanakan ijab kabul, semua kita "pertaruhkan".
In marriage, when we win, we win big. But when we lost, we lost more than everything. We lost ourselves, and there's nothing sadder than that. 
Kalau ditanya tokoh favorit di buku ini, tentu saja Ale, walau tetap Harris yang nomor satu, hehehehe. Walau karakternya nggak jauh beda dari tokoh rekaan Ika Natassa sebelumnya, tetap saja menjadi kategori book boyfriends, mungkin sudah menjadi ciri khas penulis. Nggak sekali ini menemukan penulis yang tokoh buatannya memiliki karakter hampir sama seperti di buku-buku sebelumnya, dan hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah bagi saya. Ale ini nggak playboy seperti Harris, nggak selempeng Beno, dia cool, pendiam tapi nggak cuek, suka serius, suka main lego dan sangat terencana. Salah satu contoh adalah ketika dia ingin menikahi Anya. Sebelum melamar, Ale udah membangun rumah, menghabiskan tabungannya dan membayar sendiri pesta pernikahannya, bahkan dia mengembalikan semua uang kuliah kepada ibunya, Ale punya sejarah buruk dengan ayahnya, membangkang dari profesi pilihan ayahnya dan membuat hubungan mereka nggak baik sampai Ale menikah dengan Anya. Bertanggung jawab banget, kan? Anya sendiri sedikit digambarkan sebagai wanita lemah, manusiawi banget kok, kalau kita diposisi Anya, kita akan melakukan hal yang sama, mencoba berdamai dengan kehilangannya.
Kalau ditanya bagian yang paling saya suka, susah jawabnya. Setiap kalimat yang dibuat penulis rasanya bermakna semua. Contohnya bagian ketika Anya ingin sekali melupakan Ale, mulai dari penjelasan beberapa film sampai bagian otak yang berhubungan dengan memori, agak bertele-tele dan mungkin cukup membosankan. Namun begitu kita sampai di bagian akhir tentang informasi tersebut, kita akan tahu kenapa. Sangat suka gaya bercerita seperti ini, sangat informatif dan genius kalau saya bilang. Nggak banyak penulis yang bisa membuat narasi menjadi nikmat untuk terus diikuti, dan Ika punya cara tersendiri agar pembaca tidak bosan.
Sebenarnya ada adegan yang saya ingat banget karena bikin deg-degan, bisa dibilang adegan favorit deh, yaitu sewaktu Harris dan Raisa, adik Ale ingin memberikan kejutan kepada kakaknya tercinta pas ulang tahun. Skenarionya, Anya berpura-pura pergi dari rumah, kemudian Harris akan menggiring Ale ke tempat semua keluarganya berkumpul, termasuk Anya juga. Bagian ini bener-bener deh, kita akan sangat merasakan perasaan Ale, cemas, khawatir dan takut, takut kalau semua itu bukan hanya sebuah skenario, tetapi kenyataan. Dan tentu saja adegan sepulang dari pesta ulang tahun Ale tidak boleh ketinggalan XD.
Buku ini tidak hanya bercerita tentang Anya dan Ale saja, namun juga keluarga dan teman-temannya. Berbeda dengan sebelumnya, Ika sering sekali menceritakan profesi tokoh utama beserta para sahabatnya. Masih sama hanya saja kali ini porsi mereka pas, tidak kebanyakan dan sebagai pelengkap saja, benar-benar sebagai pendukung cerita. Yang sangat saya suka dari buku ini adalah cerita fokus pada Anya dan Ale, perasaan dan permasalahan dalam pernikahan mereka, hanya tentang mereka berdua. Oleh karena itulah buku ini menjadi paling favorit dari Ika Natassa, saya bisa merasakan apa yang dirasakan para tokoh utamanya, tema cerita yang sangat saya suka, pesannya juga dapat banget. Bahwa tidak ada yang mulus di dunia ini, ada saatnya kita terpuruk dan mencoba untuk berdiri tegak lagi. Bahwa semua orang punya salah dan berkesempatan memperbaikinya.
Ada juga hubungan Ale dan ayahnya, cukup banyak berseliweran namun menjadi bagian yang cukup penting, terlebih dalam menyelesaikan masalah pernikahan, bisa jadi pelajaran berharga buat kita juga baik yang belum maupun sudah menikah. Dan bagi yang ingin membaca kelanjutan cerita Harris dan Keara di Antologi Rasa, buku ini tidak bisa dilewatkan. Saya sangat berharap penulis juga membuat cerita lain tentang keluarga Risjad, gantian para ceweknya dong, kak, pengen ada cerita lengkap tentang keluarga Risjad yang tersisa, trus kisah Ale dan Anya bisa diselipin juga kayak Harris dan Keara XD.
"Istri itu seperti biji kopi sekelas Panama Geisha dan Ethiopian Yirgacheffe, Le. Kalau kita sebagai suami -yang membuat kopi- memperlakukannya tidak tepat, rasa terbaiknya tidak akan keluar. Aroma khasnya, rasa aslinya yang seharusnya tidak keluar, Le. Rasanya nggak pas. Butuh waktu lebih dari dua tahun dulu baru Ayah merasa sudah memperlakukan Ibu kamu sebagaimana seharusnya dia diperlakukan. Dari mana Ayah tahu sudah bisa? Dari perlakuan Ibu ke Ayah. Memang butuh belajar lama, butuh banyak salah dulu juga, tidak apa-apa. Yang penting kita tekun, sabar, penuh kesungguhan, seperti kita membuat kopi, Le. Bedanya dengan kopi, kalau kita sudah bingung dan putus asa, bisa cari caranya di Internet. Tinggal google. Istri tidak bisa begitu, harus kita coba dan cari caranya sendiri." 
"Nya, orang yang membuat kita paling terluka biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhan kita."
"Kalau memang benar-benar sayang dan cinta sama perempuan, jangan bilang rela mati buat dia. Justru harus kuat hidup untuk dia. Rela mati sih gampang, dan bego." 
"Dengan kamu, aku sudah bakar jembatan, Nya. I've burned my bridges. There's no turning back. There's only going forward, with you.
Karena beginilah  dari dulu gue mencintai Anya. Tanpa rencana, tanpa jeda, tanpa terbata-bata. 
Buku ini bercerita tentang kehilangan, tentang kesempatan kedua. Buku ini sangat recommended bagi kamu yang ingin mencari cerita tentang domestic drama, bagi kamu yang ngaku sebagai penggemar Ika Natassa :D.
kutipan novel DILAN dia adalah dilanku tahun 1990-1992

  1.      Cinta itu indah, jika Bagimu tidak, mungkin kamu Salah milih Pasangan.
  2.      D  : Milea
  M : -
  D  : Kamu cantik,
  M : Makasih,
  D  : Tapi, aku belum mencintaimu,
       Enggak tahu kalau sore.
       Tunggu aja.
  3.      Mau cinta, mau enggak. Dengar, ya, hai, kamu yang namanya Dilan. Terseraaahh! Itu urusanmu! Emang gua pikiriiin!? (Milea)
  4.      Pemberitahuan : Sejak sore kemaren, aku sudah mencintaimu. (Dilan)
 
  5.      Aku merasa mulai senang berbicara dengannya bahkan ingin lama. Berbicara dengannya aku merasa seolah-olah bisa berbicara tentang segala sesuatu! Dan kalau aku harus jujur, aku juga merasa mulai suka kepadanya. (Milea)
  6.      Nanti kalau kamu mau tidur, percayalah, aku sedang mengucapkan selamat tidur dari jauh. Kamu nggak akan denger. (Dilan)
  7.      Risiko tinggi mencintaimu. (Dilan)
  8.      Apa yang dia lakukan benar-benar istimewa, sesuatu yang berbeda yang tidak pernah terpikir orang lain. Sesuatu yang selalu berhasil untuk membuatku merasa sangat dicintai, merasa sangat dihargai dengan cara istimewa dan dengan cara yang tidak biasa. (Milea)
  9.      Ya, aku pacaran dengan Beni, tapi aku mau ke Beni karena dulu belum tahu bahwa di dunia ini ada Dilan! (Milea)
  10. Selama Cuma pacaran, kukira aku masih punya hak untuk memilih, sampai bisa kudapati orang yang pantas kunikahi. (Milea)
  11. D  : Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu
  M : He he he. Kenapa?
  D  : Nanti, besoknya, orang itu akan hilang.
  12. Aduh, Dilan! Selalu bisa membuat aku merasa begitu istimewa di dalam banyak hal dengan cara berbeda.
  13. D : Nenek yang bawa motor?
  N : Gak bisa
  D : Ya, udah, nenek yang dorong
  N : Mogok gitu?
D : Pura-pura mogok aja, Nek.

N : Pura-puuuura? Biar apa?
D : Biar nenek capek.
  14. D  : Malam ini, kalau mau tidur, jangan ingat aku, ya!
M : Kenapa?
D  : Tapi kalau mau silahkan.
  15. Aku ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang aku sukai tanpa perlu kuberitahu, yang membuktikan kepadaku bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang di katakannya melainkan oleh sikap dan perbuatannya. (Milea)
  16. Lia. Kalau kamu merasa tidak kuperhatikan, maaf, aku sibuk memantau lingkunganmu, barangkali ada orang mengganggumu, kuhajar dia! (Dilan)
  17. Dia juga selalu membuat aku ketawa dan jadi seru rasanya hidup di bumi. Jadi betah. Seolah-olah cukup hanya dengan memilikinya maka yang lain tak lagi kubutuhkan. (Milea)
  18. D  : Kamu tahu nggak nama jalan ini sudah kuganti?
M : Jadi jalan apa?
D  : Jalan Milea.
M : Ha ha ha.
D  : Jalan Milea dan Dilan
M : Jalan Milea dan Dilan Sang Peramal.
D  : Jalan Milea dan Dilan Sang Peramal yang Semalam Mikirin Milea.
M : He he he. Kenapa mikirin aku?
D  : Aku hanya mikir yang senang-senang.
M : Kamu senang mikirin aku?
D  : Malah bingung, sih.
M : Bingungnya?
D  : Bingung bagaimana kuhentikan.
M : Menghentikan apa?
D  : Mikirin kamu.
M : Kenapa ingin berhenti?
D  : Iya.
M : Kenapa?
D  : Jadi harus selalu dekat, biar enggak perlu kupikirin.
  19. M : Boleh aku nanya serius?
D  : Boleh. Jangan susah-susah pertanyaannya.
M : Kenapa?
D  : Belum ngapalin.
M : Pertanyaan ringan. Cukup jujur aja.
D  : Apa itu?
M : Siap?
D  : Siap.
M : Siapa Susi? Susi Susiana.
D  : Perempuan.
M : Aku tahu!
D  : Terus, kenapa nanya?
M : Dia pacarmu?
D  : Bukan.
M : Aku suka kalau kamu jujur.
D  : Sayangnya aku Dilan, bukan jujur.
  20. M : Kalau aku marah ke kamu?
D  : Baguslah.
M : Bagus? Biar aku nggak ketemu kamu?
D  : Biar jadi ujian buat aku, bisa enggak membuat kamu menjadi tidak marah.
M : He he he. Kamu pasti bisa. Aku yakin....
D  : Tugasku membuat kamu senang.
M : Kalau tidak bisa membuat aku senang?
D  : Berarti, aku gagal menjadi orang yang menyenagkanmu.
  21. Tidak mencintai, tidak berarti membencinya. (Dilan)
  22. “Katanya, perempuan  gak suka ditanya,”
“Perempuan memang nggak suka ditanya. Dia lebih suka banyak nanya.”
  23. Ya, orang berbeda-beda. Ada yang kayak kamu. Ada yang kayak aku. Ada yang kayak mereka. Kamu ingin semua orang kayak kamu? (Dilan)
  24. Bentuk perhatian macam apa yang bisa menyamai hal itu? Sederhana, tidak semewa Taj Mahal, tetapi keren, setidaknya itu lebih baik daripada Cuma sekedar kata-kata (Milea)
  25. Tanpa perlu berlebihan bagi dia untuk membuat aku merasa lebih. (Milea)
  26. M : Kamu pernah nangis? 
D  : Waktu bayi, pengen minum.
M : Bukan, ih! Pas udah besar. Pernah nangis?
D  : Kamu tau caranya supaya aku namgis?
M : Gimana?
D  : Gampang.
M : Iya, gimana?
D  : Menghilanglah kamu di bumi.
  27. D  : Tolong aku Lia.
M : Dilan! Kenapa?
D  : Aku nggak enak ke ibumu
M : Kenapa?
D  : Tadi, dia nitip salam buat bunda
M : Terus?
D  : Lupa nggak ke bawa.
  28. Ah, cemburu itu hanya untuk orang yang enggak percaya diri. (Dilan)
  29. D  : Nah, sekarang kamu tidur. Jangan begadang. Dan jangan rindu.
M : Kenapa?
D  : Berat. Kau gak akan kuat. Biar aku saja.
M : Ha ha ha. Biarin.
  30. D  : Tolong bilang ke ibumu.
M : Bilang apa?
D  : Aku mencintai anak sulungnya.
M : Ha ha ha ha. Tolong bilangin juga ke bunda.
D  : Apa?
M : Terima kasih sudah melahirkan orang yang aku cintai.
  31. “Masih harus aku nyatain kalau kita pacaran?”
“Apa harus aku bilang ke kamu -Lia aku mencintaimu- gitu?” (Dilan)
  32. Bersama Dilan, bumi menjadi tempat yang cocok untuk aku ingin tinggal selama-lamanya! Dan hidup jadi menarik untuk aku lebih dari apa pun. Aku tidak salah lagi, mencintainya secara permanen. (Milea)
  33. Sore itu, aku merasa seperti berada di puncak dunia bersamanya, bersama Dilan yang memberi aku pelajaran bahwa cinta sejati adalah kenyamanan, kepersayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli. (Milea)
  34. Biar bagaimanapun dia adalah Dilan, Dilanku, milikku. Dan sudah, aku tidak minta apa-apa lagi. (Milea)
 

SEMOGA BERMANFAAT DAN SEMOGA KALIAN SUKA.